Rabeg, Makanan Khas Banten

rabegg

Hampir semua kesultanan yang ada di Indonesia baik yang masih ada ataupun tidak, pasti memiliki santapan yang menjadi sajian khas keluarga kerajaan. Salah satunya adalah Kesultanan Banten yang memiliki rabeg sebagai santapan khas bagi keluarga kerajaan.

Meskipun Kesultanan Banten kini sudah tidak ada, eksistensinya masih dapat dinikmati melalui rabeg, kuliner yang dahulu sangat disukai keluarga kesultanan.

Rabeg sendiri adalah kuliner yang menggunakan olahan daging kambing atau sapi sebagai bahan utamanya dan diperkirakan telah ada sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin.

Cerita yang berkembang, munculnya rabeg diawali dengan Sultan Maulana Hasanuddin menunaikan ibadah haji di tanah Arab. Saat itu kota pelabuhan yang pertama didatangi adalah Rabig, sebuah kota di tepi Laut Merah.

Sultan merasa takjub dengan keindahan yang disaksikannya. Dirinya pun tak melewatkan untuk bersantap makanan setelah berhari-hari mengarungi samudra. Makanan yang dimakannya saat itu berupa olahan daging kambing yang lezat.

Pulang dari ibadah haji, sultan meminta kepada juru masak untuk dibuatkan makanan yang pernah ia santap di Kota Rabig. Hal ini mendapat respon kebingungan dari juru masak. Tidak ingin mengecewakan sultan, juru masak memasak yang diminta sultan dengan menerka-nerka seperti apa jenis makanan yang dimakan sultan di tanah suci.

Diluar dugaan, ternyata masakan sang juru masak disukai sultan dan akhirnya sajian yang dibuat para juru masaknya ini dinamakan dengan rabig hingga pelafalannya berubah menjadi rabeg.

Rabeg  sendiri adalah salah satu hidangan kambing khas Kota Serang Banten. Selain lezat, menyajikan menu hidangan ini sangat mudah jika dipraktekan di rumah. Bahan utama dari masakan Rabeg ini pun bukan daging kambing melainkan jeroan kambing, seperti babat, usus, paru, jantung dan hati. Sensasi makan jeroan yang tidak kalah nikmatnya.

http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/santapan-khas-para-sultan-banten

http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/73449-resep-rabeg-makanan-khas-banten-yang-lezat.html

 

Leave a comment